Kilas Otomotif

Kilas Otomotif

Sistem Starter Kendaraan Ringan

BAB I PENDAHULUAN A.     Deskripsi Modul sistem starter membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat mela...

Search This Blog

IP

free counters

Thursday, August 29, 2019

Sistem Starter Kendaraan Ringan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Deskripsi
Modul sistem starter membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat melakukan perawatan sistem starter dengan baik dan benar. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi: prinsep kerja motor starter, fungsi system starter, komponen sistem starter, cara kerja motor starter dan perawatan pada motor starter.
Setelah melaksanakan modul ini diharapkan siswa dapat menerapkan cara kerja sistem starter dan merawat secara berkala sistem starter.
Kompetensi yang terdapat dalam modul ini akan membekali peserta didik pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar dalam setiap melakukan perawatan sistem starter serta peserta didik memiliki kemampuan yang dapat diterapkan di dunia industri otomotif.
B.     Prasarat
Sebelum mempelajari modul ini peserta didik diharapkan telah belajar mengenai modul dasar teknologi otomotif dan modul pekerjaan dasar teknik otomotif.
C.    Petunjuk Penggunaan Modul
1.      Penjelasan Bagi Peserta Didik
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini, langkah-langkah yang perlu dilaksanankan antara lain:
a.       Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang disajikan dalam modul ini.
b.      Bila ada materi yang kurang jelas dan belum bisa dipahami dapat ditanyakan kepada guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.
c.       Kerjakan setiap soal tugas secara mandiri, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sebarapa besar pemahaman yang telah dimiliki setiap peserta didik terhadap materi-materi yang telah dibahas.
d.      Apabila dalam kenyataannya dalam belajar siswa belum menguasai materi pada level yang diharapkan, coba ulangi membaca dan mengrjakan lagi latihan-latihan dan jika bertanya kepada guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.

2.      Peran Guru
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal bagi peserta didik, maka peran guru antara lain:
a.    Membimbing peserta didik dalam memahami materi yang telah disajikan.
b.    Membimbing peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
c.    Memfasisilitasi peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran baik berupa pengetahuan ataupun keterampilan.
D.    Tujuan Akhir
1.      Setelah dilaksanakanya proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat mengkonsepkan  prinsip kerja motor starter dengan baik dan benar.
2.      Peserta didik dapat menjelaskan fungsi motor staret dengan baik dan benar setelah dapat mengkonsepkan  prinsip kerja motor.
3.      Peserta didik dapat menjelaskan komponen motor starter dengan benar sesuai dengan buku pedoman.
4.      Peserta didik dapat menerapkan cara kerja sistem starter dengan benar setelah dapat menjelaskan komponen motor starter.
5.      Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan pada sistem starter dengan baik dan benar sesuai sesuai dengan SOP.
6.      Setelah dilakukanya pemeriksaan pada motor starter, diharapkan  peserta didik dapat merawat sistem starter dengan baik dan benar.
E.     Kompetensi
1.      Menerapkan cara kerja sistem starter.
2.      Merawat secara berkala sistem starter.
F.     Cek Kemampuan
Pada bagian ini, tahapan belajar diperluas agar dapat mengidentifikasi tahapan/langkah nyata yang diperlukan untuk menampilkan tugas mulai dari awal sampai selesai. Tahapan/ langkah ini disusun dalam urutan kerja. Sebelum diniliai, siswa menggunakan bagian ini sebagai pemeriksaan sendiri untuk memastikan bahwa siswa dapat menampilkan secara berurutan seluruh tahapan yang membangun tahapan belajar.

BAB II
PEMBELAJARAN

A.    Rencana Belajar Peserta Didik
1.      Menerapkan cara kerja sistem starter.
2.      Merawat secara berkala sistem starter.
B.     Kegiatan Belajar
1.      Kegiatan Belajar 1. Menerapkan cara kerja sistem starter
a.    Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1)      Setelah dilaksanakanya proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat mengkonsepkan  prinsip kerja motor starter dengan baik dan benar.
2)      Peserta didik dapat menjelaskan fungsi motor staret dengan baik dan benar setelah dapat mengkonsepkan  prinsip kerja motor.
3)      Peserta didik dapat menjelaskan konstruksi motor starter dengan benar sesuai dengan buku pedoman.
4)      Peserta didik dapat menerapkan cara kerja sistem starter dengan benar setelah dapat menjelaskan komponen motor starter.
b.   Uraian Materi
1)   Konsep Dasar Kerja Motor Starter
a)   Elektromagnetik

Sebagaimana dijelaskan dalam dasar-dasar kelistrikan, bahwa bila sebuah konduktor dialiri arus listrik, maka disekitarnya timbul medan magnit.
Gambar 1. Kaedah Sekrup Ulir Kanan

Adapun arah medan magnet dihasilkan tergantung dari arah arus listrik yang mengalir. Gambar 1. dijelaskan bahwa dengan mengalirnya arus listrik yang sesuai dengan arah tanda panah, maka akan dapat menimbulkan medan magnet yang arahnya sama dengan arah putaran jarum jam (kekanan). Dan selanjutnya gejala seperti ini disebut dengan kaedah sekrup ulir kanan atau kaedah ibu jari kanan Fleming.
Gambar 2. Kaedah ibu jari kanan Fleming

Apabila konduktor dipegang dengan tangan kanan maka ibu jari akan menunjukkan arah arus listrik yang mengalir, sedangkan garis-garis gaya magnet sesuai dengan keempat jari lainnya. Selanjutnya arah arus yang menjauhi dan mendekati digambarkan dalam simbol kelistrikan sebagai lingkaran dan didalamnya ada tanda dan • seperti terlihat pada gambar 1 dan 2.
b)  
Gaya Elekromagnetik

Gambar 3. Arah gerak dari konduktor
Pada gambar 3 dijelaskan, apabila sebuah konduktor diletakkan diantara dua kutub (N - S) dan konduktor tersebut dialiri arus listrik, maka disekeliling konduktor akan terbentuk garis gaya magnet yang saling berpotongan dengan garis gaya magnet pada kutub N dan S dan menyebabkan garis gaya magnet bertambah dibagian bawah penghantar dan bertakurang di bagian atas penghantar. Akibatnya penghantar akan memperoleh gaya yang cenderung mendorong ke atas. Gerakan penghantar tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan kaedah tangan kiri "Fleming", (lihat gbr. 3).
Kekuatan gaya elektromagnetik (F) sebanding dengan kerapatan (densitas) magnetic flux (B), arus (I) yang mengalir pada penghantar (konduktor) dan panjang penghantar (L) yang dinyatakan :
F = B x I x L
Keterangan:
F =   Gaya    
B =   Densitas magnetic flux
I  =   Besarnya arus yang mengalir pada penghantar

            L =   Panjang Penghantar
Gambar 4. Kekuatan gaya elektromagnetik

Dengan kata lain, gaya elektromagnetik akan lebih besar dan medan magnetnya makin kuat, bila arus listrik yang mengalir pada penghantar besar.
Sebuah konduktor/kawat penghantar yang berbentuk "U" bila dialiri arus listrik maka akan menghasilkan medan magnet yang arahnya berbeda. Untuk konduktor yang arah arusnya menjauhi kita    arah medan magnet yang ditimbulkan akan searah jarum jam. Sedangkan sebaliknya untuk konduktor yang arah arusnya mendekati kita  • , akan menghasilkan arah medan magnet berlawanan jarum jam. Kemudian konduktor tersebut diletakkan diantara kutub magnet utara dan selatan, seperti ditunjukkan gambar 5, maka timbul kombinasi garis-garis gaya magnet. Akibatnya didaerah "kutub N" akan timbul tenaga ke atas dan di "kutub S" akan
timbul tenaga ke bawah sehingga menimbulkan momen puntir.
Gambar 5. Gerakan Konduktor
2)   Fungsi Sistem Starter
Mesin pada mobil tidak bisa hidup dan berputar dengan sendirinya, walaupun campuran udara dan bensin dapat disalurkan ke dalam ruang bakar .oleh sebab itu suatu sistem yang dapat merubah enegi listrik menjadi energy mekanik yang berupa gerak putar, maka starter digunakan untuk memutar mesin mobil pertama kali sampai tercapai putaran tertentu hingga motor hidup.
Starter sebagai penggerak mula untuk menghidupkan motor, terdapat beberapa jenis starter antara lain :
a)    Starter tangan , digunakan pada gen-set kecil.
b)   Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.
c)    Starter listrik, digunakan pada motor-motor dalam mobil.
d)  Starter udara tekan, digunakan pada motor diesel besar-besar untuk dapat menghidupkan motor bakar, diperlukan putaran yang cukup.




3)   Konstruksi Motor Starter
a)        Bagian Pembangkit Tenaga
(1)     Yoke dan Pole Core

Yoke terbuat dari baja yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan skrup. Pule core berfungsi sebagai penopang field coil dan juga sekaligus memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil. Karena daya magnet yang timbul dalam sebuah kumparan yang diberikan sepotong besi lunak didalamnya akan lebih besar dibandingkan dengan kemagnetan yang ditimbulkan tampa adanya besi  didalam kumparan. Itulah sebabnya pole core pada motor starter dapat memperkuat medan magnet.
Gambar 6. Yoke dan Pole Core

(2)     Field Coil
Field coil berfungsi sebagai pembangkit medan magnet yang besar. Field coil/kumparan medan terbuat dari plat tembaga yang dilapisi dengan sebuah timah dan dililit dalam acuan. Diantara plat tembaga itu ikut juga dililitkan kertas minyak yang berfungsi sebagai isolastor. Kumparan tersebut, seluruhnya dibalut dengan pita kain (lihat gambar 20). Adapun fungsi pembalut selain sebagai isolasi juga sekaligus sebagai pengikat.
Kumparan medan ini dihubungkan seri dengan kumparan jangkar sehingga mengalirkan arus lidtrik yang besar. Kumparan terbuat dari plat dengan maksud untuk mendapatkan luas penampang yang lebih besar dengan ruangan yang cukup kecil.
Apabila arus listrik megalir kekumparan medan, maka inti kutub menjadi magnet. Rumah yang terbuat dari baja membantu jalan kembali garis-garis gaya magnet yang terjadi pada inti kutub tersebut. Dalam sebuah motor starter biasanya terdapat empat buah field coil (kumparan medan) dengan kutub-kutub tak senama saling berdekatan.
Field Coil
 








Gambar 7. Field Coil
(3)    
Armature (Jangkar)
Gambar 8. Armatre
Armatur berfungsi sebagai pengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar. Jangkar tersusun daripada  plat-plat besi tipis yang berlubang, hingga membentuk sebuah silinder beralur. Susunan plat-plat tersebut dikancing dengan dua buah cincin pengikat pada kedua belah sisinya. Kedalam alur-alur itu dimasukkan kumparan jangkar yang sebelumnya diberikan isolasi kertas minyak, selain mencegah hubungan singkat juga merfungsi untuk melindungi kumparan terhadap sisi-sisi tajam. Tiap- tiap jangkar dihubungkan dengan masing-masing komutator. Untuk mencegah meregangnya kumparan karena adanya gaya sentrifugal, maka pada kedua sisi jangkar diikat dengan benang atau juga jangkar diberi selonsong dari logam.
Bagian tengah dari plat tersebut mempunyai lubang dengan sebuah nok yang sesuai dengan poros jangkar. Kedalam lubang inilah dimasukkan poros jangkar beralur yang sesuai dengan nok, sehingga poros akan ikut berputar apabila jangkar berputar.
(4)     Komutator
Komutator tersusun atas beberapa lamel-;amel tembaga merah yang diisolir satu terhadap yang lainnya serta terhadap poros jangkar. Lamel-lamel ditahan oleh dua buah cincin jepit secara ekor burung dan diosolasi dengan mika. Ke dalam cincin-cincin tersebut dimasukkan sebuah tabung yang ujungnya direjan, sehingga komutator seluruhnya duduk dengan kuat pada poros jangkar.






Gambar 9. Komutator
(5)     Brush dan Brush Holder
Brush terbuat dari tembaga lunak. Brush berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil (kumparan medan) ke armatur koil (kumparan jangkar) langsung kemassa melalui komutator. Umumnya starter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
·      Dua buah brush disebut dengan brush positif.
·      Dua buah brush disebut dengna brush negatif.
Pegas
Brush
Kawat penghubung brush
 Brush
 holder

Dua buah brush dipegang dengan isolator dan masing-masing dihubungkan dengan kumparan medan oleh sebuah kabel berhubungan dengan kumparan jangkar oleh komutator. Sedangkan dua buah brush lainnya dipegang langsung oleh brush holder tampa adanya isolator.dan dibungkan dengan massa atau bodi kendaraan.
Gambar 10. Brush
Keempat buah sikat tersebut dipegang oleh brush holder (pemegang sikat), dan dapat meberikan gerak brush ke arah radial sumbu poros jangkar.
b)       Mekanisme Pemindah Tenaga
(1)     Idle Gear
Idle Gear
Bearing
 






Gambar 11. Idle Gear

Idle Gear berfungsi untuk meneruskan gaya putar yang dihasilkan oleh armature menuju pinion gear, selain itu juga dapat menghasilkan gaya putar yang lebih kuat. Oleh karena gaya rotasi dari armature diperlambat hingga sampai sepertiga dan makin berkurang sampai seperempat setalah melalui mekanisme clutch, maka gaya putar yang dihasilkan atau yang keluar dari pinion gear untuk memutarkan fly wheel lebih kuat, meskipun bentuk motor starter tipe ini lebih kecil.
(2)     Starter Clutch
Stater clucth berfungsi untuk memindahkan momen puntir. Momen puntir dihasilkan oleh armatur jangkar yang diteruskan oleh armatur shaf, yang kemudian diteruskan melalui idle gear dan kemudian masuk ke clutch gear, clutch starter, pinion gear. Clucth starer juga berfungsi sebagai pengaman daripada armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear. Karena bila mesin telah hidup, putaran mesin jauh lebih tinggi putarannya daripada putaran motor starter  sehingga kopling dirancang hanya bisa berputar pada satu arah saja, untuk menghindari terputarnya motor starter oleh putaran mesin yang dapat merusak komponen motor starter.
Gambar 12. Starter Clutch
Konstruksi clucth starter tipe reduksi berbeda dengan tipe konvensional, namun prinsip dan cara kerja masing-masing dapat dikatakan sama. Bagian ini hanya menjelaskan konstruksi dan cara kerja tipe reduksi saja.
·      Cara kerja starter clutch selama memutarkan
Armatur yang berputar akan meneruskan putarannya hingga masuk keclutch kopling. Inner barrel berputar lebih cepat dari outer barrel, sehingga clutch roller terdorong kebidang yang lebih sempit oleh spring, dan menyebabkan outer barrel ( armature) memutarkan inner barrel (pinion gear) melalui clutch roller ).
·      Cara kerja starter clutch setelah mesin hidup
Ring gear flywheel memutarkan pinion gear, sehingga inner barrel berputar lebih cepat dari outer barrel yang menyebabkan clutch roller terdorong kebidang yang lebih besar melawan tegangan spring. Akibatnya inner barrel tidak berhubungan degan outer barreluntuk mencegah perpindahan putaran dari mesin armature.
(3)     Saklar Magnetic (Magnetic Switch)
(a)     Pull In Coil
Ke Baterai
Terminal Start
Ke Field coil Starter
Pull-in coil
   Hold-in coil

Berfungsi untuk menarik plunger dan melawan tegangan return spring agar mampu mendorong plat kontak  kearah terminal 30 dan terminal c.
Gambar 13. Sirkuit Magnetic Switch


(b)    Hold In Coil
Berfungsi untuk menahan plat kontak setelah ditarik oleh pull in coil agar plat contact mampu menghubungkan terminal 30 dan terminal C.



Ke Baterai
Terminal Start
Ke Field coil Starter
Full-in coil
   Hold-in coil

Gambar 14. Sirkuit Magnetic Switch
(c)     Plunger
Berfungsi untuk mendorong plat kontak agar mampu menghubungkan antara terminal 30 dan terminal C.


Gambar 15. Plunger dan Pegas Pembalik
(d)    Pegas Pembalik
Pegas pembalik ini berfungsi untuk mendorong  plunger ketempat semula, sehingga mempercepat pemutusan hubungan arus listrik oelh kontak pemutus yang terdapat didalam magnetic switch, dan sekaligus mempermudah perhubungan dan pemutusan gigi pinion dengan ring gear.


Gambar 16. Pegas Pembalik

4)   Cara Kerja Motor Starter
a)        Kunci Kontak Pada Posisi Start
Bila kunci kontak diputar pada posisi start, terminal 50 akan dilalui arus listrik yang berasal dari baterai, dan akan mengalir ke hold in coil dan pull in coil. Arus listrik yang mengalir ke hold in coil langsung kemassa, sedangkan arus yang masuk ke pull in koil akan diteruskan melalui terminal C ke field coil, ke armatur melalui brush dan selanjutnya kemassa, pada titik ini sebelum arus besar masuk melalui kontak, motor akan berputar lambat dengan adanya energi pada pull in coil menyebabkan tegangannya turun yang mana akan membatasi arus yang mengalir kekomponen motor (field in coil dan armatur). Putaran armatur yang lambat ini memungkinkan pinion gear dengan ring  gear (Fly Wheel) berhubungan dengan lembut.
Pada saat yang sama, pull in coil dan hold in coil membangkitkan medan magnet yang menekan plunger kekiri melawan return spring (pegas pengembali). Pinion gera kemudian bergeser kekiri sampai berhubungan dengan ring  gear. Kontak akan berhubungan bilamana pinion gear dengan ring gear telah berhubungan dengan sempurna. Kecepatan motor yang rendah pada tahap ini, menyebabkan motor berhubungan dengan lembut.
Alur spiral juga akan membantu pinion dan ring gear untuk berhubungan lebih lembut.

Baterai
Ignition Switch
Terminal
50
 Hold-in
coil
  Pull-in
   coil
 Ground
  Terminal
   C
  Field
  coil
 Armaturer
  Ground



Gambar 17. Motor Starter Saat Kunci Kontak Start
b)       Pinion dan Ring Gear Berhubungan
Bila magnetic switch dan alur spiral mendorong pinionn gear pada posisi dimana berkaitan penuh dengan ring gear, pada saat itulah kontak akan menyentuk kontak plate yang ada pada plunger membuat main switch (kontak utama) ON oleh hubungan singkat antara terminal 30 yang langsung berasal dari terminal baterai dengan terminal C yang akan masuk ke sumber pembangkit (motor). Akibat hubungan ini maka arus yang melalui motor starter lebih besar, yang menyebabkan
motor berputar dengan momen yang lebih besar pula. Alur spiral membantu pinion gear berkaitan lebih kuat dengan ring gear. Pada saat yang sama,
tegangan pada kedua ujung pull in coil menjadi sama sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui kumparan ini (saling menghilangkan kemagnetan). Plunger kemudian tertahan pada posisinya hanya dengan gaya magnet yang dihasilkan oleh hold in
  Baterai
 Ignition
 Switch
 Terminal
  50
Hold-in coil
 Terminal
  C
Ground
Field coil
Armature
Ground
 Teminal
  30
  Kontak
  plate

coil.












Gambar 18. Motor Starter Pada Saat Pinion Dan Ring Gear Berhubungan
c)        Kunci Kontak Pada Posisi ON
Bila kunci kontak dikembalikan pada posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang diberikan ke terminal 50 akan terputus. Main switch akan tertutup, tetapi sebagian arus mengalir dari terminal C ke hold in coil melalui pull in coil. Dengan mengalirnya arus melalui hold-in coil dengan arah yang sama pada saat kunci kotak  pada posisi START, hal ini akan membagkitkan medan magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coil, arus mengalir dengan arah yang berlawanan, dengan membangkitkan medan magnet yang akan mengembalikan (mendorong ) plunger pada posisi seperti semulanya.
  Baterai
 Hold-
 in coil
Terminal C
Ground
Field coil
Armature
Ground
 Teminal
  30
Kontak plate
  Pull-in
   coil

Karena masing-masing memiliki arah arus yang berbeda, medan magnet yang dihasilkan oleh kedua kumparan ini akan saling meniadakan, sehingga plunger akan tertarik mundur oleh return spring. Dengan demikian arus yang besar yang diberikan ke motor akan terputus dan bersamaan dengan itu pula punger akan membebaskan hubungan pinion dengan ting gear. Armatur yang digunakan pada motor tipe reduksi memiliki gaya inertia lebih kecil bila dibandingkan dengan tipe konvensional, sehingga akan berhenti bila terjadi gesekan. Motor seperti ini tidak memrlukan mekanisme break seperti yang digunakan pada motor starter tipe konvensional.
 










Gambar 19. Motor Starter pada saat Posisi ON
c.    Rangkuman 1
1.    Motor starter bekerja berdasarkan gaya elektromagnetik.
2.    Mesin pada mobil tidak bisa hidup dan berputar dengan sendirinya, walaupun campuran udara dan bensin dapat disalurkan ke dalam ruang bakar .oleh sebab itu suatu sistem yang dapat merubah enegi listrik menjadi energy mekanik yang berupa gerak putar, maka starter digunakan untuk memutar mesin mobil pertama kali sampai tercapai putaran tertentu hingga motor hidup.
3.    Konstruksi sistem starter terdiri dari pembangkit tenaga dan mekanisme pemindah tenaga.
4.    Cara kerja motor terisi dari tiga posisi yaitu pada saat posisi saklar Start, pada saat pinion dan ring gear berhubungan, dan pada saat saklar pada posisi ON



















2.      Kegiatan Belajar 2. Merawat Secara Berkala Sistem Starter
a.    Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1)        Dengan Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan pada sistem starter dengan baik dan benar sesuai sesuai dengan SOP.
2)        Setelah dilakukanya pemeriksaan pada motor starter, diharapkan  peserta didik dapat merawat sistem starter dengan baik dan benar.
b.   Uraian Materi
Pemeriksaan dan perawatan pada sistem starter dilakukan untuk tujuan mengetahui, memeriksa, dan melakukan perawatan komponen sistem starter.
Perawatan pada sistem starter dilakukan untuk memastikan sistem selalu berada dalam kondisi optimal untuk bekerja. Perawatan ini harus dilakukan secara berkala agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan baik ketika berkendara dalam keseharian atau dalam saat bepergian jauh.
Berikut adalah hal-hal yang perlu dilakukan pada saat melakukan pemeriksaan dan perawatan sistem starter.
1)   Pengukuran Tegangan Terminal Aki/ Baterai

Tegangan aki perlu dilakukan pemeriksaan agar tegangan yang akan disuplai ke motor starter tercukupi untuk memutar poros engkol kendaraan. Cara pemeriksaanya adalah pada saat kunci kontak diposisikan ke START tegangannya harus 8 V atau lebih tinggi. Bila hasil pengukuran ternyata lebih rendah, lakukan pengisian atau ganti baterai. Periksa juga kerak atau kotoran pada terminal baterai.
Gambar 20. Pemeriksaan Tegangan Baterai

2)   Pemeriksaan dan Perawatan Kabel Baterai
8 V
Periksa tegangan pada terminal 30 motor starter  pada saat Start. Dalam keadaan kabel start tidak terhubung atau hubungan yang kurang baik, baterai akan selalu memberikan tegangan pada terminal 30. Ketika arus besar mengalir melalui motor starter, maka tegangan yang yang digunakan motor starter sedikit lebih rendah dari tegangan yang terukur pada terminal baterai, hal ini disebabkan karena ada tahanan pada kabel baterai. Jika tegangan yang terukur pada terminal 30 8 Volt atau lebih pada saat ini, maka kabel starter dalam keadaan baik.. Sebaliknya jika tegangannya yang terukur kurang dari nilai tersebut, periksalah kerusakan kabel, perbaiki, atau ganti kabel tersebut.
 














Gambar 21. Pemeriksaan Kabel Baterai
3)   Pemeriksaan Kunci Kontak
Periksa kunci kontak dengan cara memutar kunci kontak ke posisi Start dan lepaskan kembali secara ketika, apabila kunci kontak kembali ke posisi ON, maka kunci kontak masih dalam keadaan bagus dan apabila kunci kontak tidak dapat kembali maka kunci kontak sudah rusak dan harus diganti.
Hal lain yang harus diperiksa pada kunci kontak adalah dengan mengukur tegangan pada terminal 50 motor starter  pada saat kunci kontak pada posisi strart (ST), tegangan harus menunjukkan ( 8 Volt atau lebih ).
Jika tegangan pada terminal 50 tidak sesuai dengan spesifikasi pada saat kunci kontak pada posisi start , periksalah wiring diagram  system starter dan periksa bagian-bagian yang ada kaitannya dengan komponen-komponen seperti :  Sekring utama, kunci kontak, saklar netral , relay starter dan sebagainya. Ganti jika terdapat  kerusakan.
Gambar 22. Kunci Kontak di Putar ke Posisi Start
4)   Pemeriksaan dan Perawatan Brush/ Sekat
Akibat dari digunakanya motor starter secara terus-menerus, maka akan mengakibatkan keausan yang terjadi pada komponen-komponenya, begitu juga dengan brush, ketebalan brush akan berkurang akibat bergesekan dengan komutator, maka dari itu brush juga perlu dilakukan pemeriksaan dan pergantian secara berkala. Menurut buku pedoman. Bahwa penggantian brush dapat diganti hingga jarak tempuh 150 KM.
 







Gambar 23. Brush
Langkah-langkah dalam penggantian brush adalah sebagai berikut:
a)        Lepaskan penghubungan kabel dari switch magnet.
b)        Lepaskan 2 baut pengikat field frame dengan menggunakan konci ring 10 mili.
c)        Le paskan frame bagian belakang. Buka 2 skrup pengikat brush holder pada bagian belakang daripada motor starter dengan benggunakan obeng bunga.
d)        Tariklah armature dari bagian depan field frame.
e)        Lepaskan 2 sikat positif dengan menekan brush dari bagian dalam kemudian tarik brush dengan hati-hati. Dan juga lepaskan sikat negatif dan bersihkan.
f)         Ganti ke 4 brush dengan yang  baru. Kemudian rakit kembali motor starter.


c.    Rangkuman 2
1.      Perawatan pada sistem starter dilakukan untuk memastikan sistem selalu berada dalam kondisi optimal untuk bekerja. Perawatan ini harus dilakukan secara berkala agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan baik ketika berkendara dalam keseharian atau dalam saatbepergian jauh.
2.      Perawatan pada sistem starter terdiri atas perawatan baterai, kabel motor starter, kunci kontak, dan perawatan pada brush.
3.      Langkah-langkah dalam penggantian brush adalah sebagai berikut:
a)        Lepaskan penghubungan kabel dari switch magnet.
b)        Lepaskan 2 baut pengikat field frame dengan menggunakan konci ring 10 mili.
c)        Le paskan frame bagian belakang. Buka 2 skrup pengikat brush holder pada bagian belakang daripada motor starter dengan benggunakan obeng bunga.
d)        Tariklah armature dari bagian depan field frame.
e)        Lepaskan 2 sikat positif dengan menekan brush dari bagian dalam kemudian tarik brush dengan hati-hati. Dan juga lepaskan sikat negatif dan bersihkan.
f)         Ganti ke 4 brush dengan yang  baru. Kemudian rakit kembali motor starter.














DAFTAR PUSTAKA


Sistem Kelistrikan Dan Bahan Bakar Otomotif I  DIKMENJUR  Jakarta 1979.
         Toyota (Pedoman Reparasi Mesin Seri K) PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Jakarta
New Step 1 PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Jakarta
New Step 2. Fundamental of Training PT. TOYOTA ASTRA MOTOR  Jakarta.