BAB I
PENDAHULUAN
A.
Deskripsi
Modul sistem
starter membahas tentang beberapa hal penting yang
perlu diketahui agar dapat melakukan
perawatan sistem starter dengan baik dan benar. Cakupan
materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi: prinsep kerja motor
starter, fungsi system starter,
komponen sistem starter, cara kerja motor starter dan perawatan pada motor
starter.
Setelah melaksanakan modul ini diharapkan siswa dapat menerapkan cara kerja sistem starter dan
merawat secara berkala sistem starter.
Kompetensi yang terdapat dalam modul ini akan membekali peserta
didik pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar dalam setiap melakukan
perawatan sistem starter serta peserta didik memiliki kemampuan yang dapat diterapkan di
dunia industri otomotif.
B.
Prasarat
Sebelum mempelajari modul ini
peserta didik diharapkan telah belajar mengenai modul dasar teknologi otomotif
dan modul pekerjaan dasar teknik otomotif.
C.
Petunjuk Penggunaan
Modul
1. Penjelasan Bagi Peserta Didik
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari
materi modul ini, langkah-langkah yang perlu dilaksanankan antara lain:
a. Bacalah
dan pahami dengan seksama uraian materi yang disajikan dalam modul ini.
b. Bila
ada materi yang kurang jelas dan belum bisa dipahami dapat ditanyakan kepada
guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.
c. Kerjakan
setiap soal tugas secara mandiri, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sebarapa
besar pemahaman yang telah dimiliki setiap peserta didik terhadap materi-materi
yang telah dibahas.
d. Apabila
dalam kenyataannya dalam belajar siswa belum menguasai materi pada level yang
diharapkan, coba ulangi membaca dan mengrjakan lagi latihan-latihan dan jika
bertanya kepada guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.
2.
Peran Guru
Untuk memperoleh hasil
belajar yang maksimal bagi peserta didik, maka peran guru antara lain:
a. Membimbing
peserta didik dalam memahami materi yang telah disajikan.
b. Membimbing
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
c. Memfasisilitasi
peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran baik berupa pengetahuan
ataupun keterampilan.
D.
Tujuan Akhir
1.
Setelah dilaksanakanya proses pembelajaran, diharapkan siswa
dapat mengkonsepkan prinsip kerja
motor starter
dengan baik dan benar.
2.
Peserta didik dapat menjelaskan
fungsi motor staret dengan baik dan benar setelah dapat mengkonsepkan prinsip kerja motor.
3.
Peserta
didik dapat menjelaskan komponen motor starter dengan benar sesuai dengan buku
pedoman.
4.
Peserta didik dapat menerapkan cara kerja sistem starter
dengan benar setelah dapat menjelaskan komponen motor starter.
5.
Peserta
didik dapat melakukan pemeriksaan pada sistem starter dengan baik dan benar
sesuai sesuai dengan SOP.
6.
Setelah
dilakukanya pemeriksaan pada motor starter, diharapkan peserta didik dapat merawat sistem starter
dengan baik dan benar.
E.
Kompetensi
1. Menerapkan cara
kerja sistem starter.
2. Merawat secara berkala sistem
starter.
F.
Cek Kemampuan
Pada bagian ini, tahapan belajar
diperluas agar dapat mengidentifikasi tahapan/langkah nyata yang diperlukan
untuk menampilkan tugas mulai dari awal sampai selesai. Tahapan/ langkah ini
disusun dalam urutan kerja. Sebelum diniliai, siswa menggunakan bagian ini
sebagai pemeriksaan sendiri untuk memastikan bahwa siswa dapat menampilkan
secara berurutan seluruh tahapan yang membangun tahapan belajar.
BAB II
PEMBELAJARAN
A.
Rencana Belajar Peserta
Didik
1. Menerapkan cara
kerja sistem starter.
2. Merawat secara berkala sistem
starter.
B.
Kegiatan Belajar
1.
Kegiatan Belajar 1. Menerapkan cara kerja sistem starter
a.
Tujuan Kegiatan
Pembelajaran
1)
Setelah dilaksanakanya proses
pembelajaran, diharapkan siswa dapat mengkonsepkan prinsip kerja motor starter dengan baik dan benar.
2)
Peserta didik dapat menjelaskan fungsi motor staret dengan baik
dan benar setelah dapat mengkonsepkan
prinsip kerja motor.
3)
Peserta
didik dapat menjelaskan konstruksi motor starter dengan benar sesuai dengan
buku pedoman.
4)
Peserta
didik dapat menerapkan cara kerja sistem starter dengan benar setelah dapat
menjelaskan komponen motor starter.
b.
Uraian Materi
1)
Konsep Dasar Kerja Motor Starter
a)
Elektromagnetik
Sebagaimana dijelaskan dalam dasar-dasar kelistrikan, bahwa bila sebuah konduktor dialiri arus listrik, maka disekitarnya timbul medan magnit.
Gambar 1. Kaedah Sekrup Ulir Kanan
Adapun arah medan magnet dihasilkan tergantung dari arah arus listrik yang mengalir. Gambar 1. dijelaskan bahwa dengan mengalirnya arus listrik yang sesuai dengan arah tanda panah, maka akan dapat menimbulkan medan magnet yang arahnya sama dengan arah putaran jarum jam (kekanan). Dan selanjutnya gejala seperti ini disebut dengan kaedah sekrup ulir kanan atau kaedah ibu jari kanan Fleming.
Gambar 2. Kaedah ibu jari kanan Fleming
Apabila
konduktor dipegang dengan tangan kanan maka ibu jari akan menunjukkan arah arus listrik yang mengalir, sedangkan garis-garis gaya
magnet sesuai dengan keempat jari lainnya.
Selanjutnya arah arus yang menjauhi dan mendekati digambarkan dalam simbol kelistrikan sebagai lingkaran dan
didalamnya ada tanda dan • seperti terlihat pada gambar
1 dan 2.
b)
Gaya Elekromagnetik
Gambar 3. Arah gerak
dari konduktor
Pada gambar 3
dijelaskan, apabila sebuah konduktor diletakkan diantara dua kutub (N - S) dan konduktor tersebut dialiri arus listrik, maka disekeliling konduktor akan terbentuk garis gaya magnet yang saling berpotongan dengan garis gaya magnet pada kutub N dan S dan menyebabkan garis gaya magnet
bertambah dibagian bawah penghantar dan
bertakurang di bagian atas penghantar. Akibatnya penghantar akan memperoleh gaya yang cenderung mendorong ke
atas. Gerakan penghantar tersebut dapat ditentukan dengan
menggunakan kaedah tangan kiri "Fleming", (lihat gbr. 3).
Kekuatan gaya
elektromagnetik (F) sebanding dengan kerapatan (densitas) magnetic flux (B), arus (I) yang mengalir pada penghantar
(konduktor) dan panjang penghantar (L) yang
dinyatakan :
F = B x I x L
Keterangan:
F = Gaya
B =
Densitas magnetic flux
I =
Besarnya arus yang mengalir pada penghantar
L = Panjang Penghantar
Gambar 4. Kekuatan gaya elektromagnetik
Dengan kata
lain, gaya elektromagnetik akan lebih besar dan medan magnetnya makin kuat, bila arus listrik yang mengalir pada penghantar
besar.
Sebuah
konduktor/kawat penghantar yang berbentuk "U" bila dialiri arus
listrik maka akan menghasilkan medan magnet yang arahnya
berbeda. Untuk konduktor yang arah arusnya
menjauhi kita arah medan magnet yang
ditimbulkan akan searah jarum jam. Sedangkan
sebaliknya untuk konduktor yang arah arusnya mendekati kita • , akan
menghasilkan arah medan magnet berlawanan jarum jam. Kemudian konduktor tersebut diletakkan diantara kutub
magnet utara dan selatan, seperti ditunjukkan gambar 5,
maka timbul kombinasi garis-garis gaya magnet. Akibatnya didaerah "kutub N" akan timbul tenaga
ke atas dan di "kutub S" akan
timbul tenaga ke bawah sehingga menimbulkan momen puntir.
timbul tenaga ke bawah sehingga menimbulkan momen puntir.
Gambar 5. Gerakan
Konduktor
2)
Fungsi Sistem Starter
Mesin pada mobil tidak bisa hidup
dan berputar dengan sendirinya, walaupun campuran udara dan bensin dapat disalurkan
ke dalam ruang bakar .oleh sebab itu suatu sistem yang dapat merubah enegi
listrik menjadi energy mekanik yang berupa gerak putar, maka starter digunakan
untuk memutar mesin mobil pertama kali sampai tercapai putaran tertentu hingga
motor hidup.
Starter sebagai penggerak mula untuk
menghidupkan motor, terdapat beberapa jenis starter antara lain :
a)
Starter tangan , digunakan pada gen-set kecil.
b)
Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.
c)
Starter listrik, digunakan pada motor-motor dalam
mobil.
d) Starter
udara tekan, digunakan
pada motor diesel besar-besar untuk dapat menghidupkan motor bakar, diperlukan
putaran yang cukup.
3)
Konstruksi Motor Starter
a)
Bagian Pembangkit Tenaga
(1)
Yoke dan Pole Core
Yoke terbuat dari baja yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan skrup. Pule core berfungsi sebagai penopang field coil dan juga sekaligus memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil. Karena daya magnet yang timbul dalam sebuah kumparan yang diberikan sepotong besi lunak didalamnya akan lebih besar dibandingkan dengan kemagnetan yang ditimbulkan tampa adanya besi didalam kumparan. Itulah sebabnya pole core pada motor starter dapat memperkuat medan magnet.
Gambar 6. Yoke dan Pole Core
(2)
Field Coil
Field coil
berfungsi sebagai pembangkit medan magnet yang besar. Field coil/kumparan medan
terbuat dari plat tembaga yang dilapisi dengan sebuah timah dan dililit dalam
acuan. Diantara plat tembaga itu ikut juga dililitkan kertas minyak yang
berfungsi sebagai isolastor. Kumparan tersebut, seluruhnya dibalut dengan pita
kain (lihat gambar 20). Adapun fungsi pembalut selain sebagai isolasi juga
sekaligus sebagai pengikat.
Kumparan
medan ini dihubungkan seri dengan kumparan jangkar sehingga mengalirkan arus
lidtrik yang besar. Kumparan terbuat dari plat dengan maksud untuk mendapatkan
luas penampang yang lebih besar dengan ruangan yang cukup kecil.
Apabila
arus listrik megalir kekumparan medan, maka inti kutub menjadi magnet. Rumah
yang terbuat dari baja membantu jalan kembali
garis-garis gaya magnet yang terjadi pada inti kutub tersebut. Dalam sebuah
motor starter biasanya terdapat empat buah field coil (kumparan medan) dengan
kutub-kutub tak senama saling berdekatan.
Field Coil
|
Gambar 7.
Field Coil
(3)
Armature (Jangkar)
Armature (Jangkar)
Gambar 8.
Armatre
Armatur
berfungsi sebagai pengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk
gerak putar. Jangkar tersusun daripada
plat-plat besi tipis yang berlubang, hingga membentuk sebuah silinder
beralur. Susunan plat-plat tersebut dikancing dengan dua buah cincin pengikat
pada kedua belah sisinya. Kedalam alur-alur itu dimasukkan kumparan jangkar
yang sebelumnya diberikan isolasi kertas minyak, selain mencegah hubungan
singkat juga merfungsi untuk melindungi kumparan terhadap sisi-sisi tajam.
Tiap- tiap jangkar dihubungkan dengan masing-masing komutator. Untuk mencegah
meregangnya kumparan karena adanya gaya sentrifugal, maka pada kedua sisi
jangkar diikat dengan benang atau juga jangkar diberi selonsong dari logam.
Bagian
tengah dari plat tersebut mempunyai lubang dengan sebuah nok yang sesuai dengan
poros jangkar. Kedalam lubang inilah dimasukkan poros jangkar beralur yang
sesuai dengan nok, sehingga poros akan ikut berputar apabila jangkar berputar.
(4)
Komutator
Gambar 9. Komutator
(5)
Brush dan Brush Holder
Brush
terbuat dari tembaga lunak. Brush berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari
field coil (kumparan medan) ke armatur koil (kumparan jangkar) langsung kemassa
melalui komutator. Umumnya starter memiliki empat buah brush, yang
dikelompokkan menjadi dua.
·
Dua buah brush disebut dengan
brush positif.
·
Dua buah brush disebut dengna
brush negatif.
Pegas
|
Brush
|
Kawat penghubung brush
|
Brush
holder
|
Dua buah brush dipegang dengan isolator dan masing-masing dihubungkan dengan kumparan medan oleh sebuah kabel berhubungan dengan kumparan jangkar oleh komutator. Sedangkan dua buah brush lainnya dipegang langsung oleh brush holder tampa adanya isolator.dan dibungkan dengan massa atau bodi kendaraan.
Gambar 10.
Brush
Keempat
buah sikat tersebut dipegang oleh brush holder (pemegang sikat), dan dapat
meberikan gerak brush ke arah radial sumbu poros jangkar.
b)
Mekanisme Pemindah Tenaga
(1)
Idle Gear
Idle Gear
|
Bearing
|
Gambar 11. Idle Gear
Idle Gear berfungsi untuk meneruskan gaya putar yang dihasilkan oleh
armature menuju pinion gear, selain itu juga dapat menghasilkan gaya putar yang
lebih kuat. Oleh karena gaya rotasi dari armature diperlambat hingga sampai
sepertiga dan makin berkurang sampai seperempat setalah melalui mekanisme
clutch, maka gaya putar yang dihasilkan atau yang keluar dari pinion gear untuk
memutarkan fly wheel lebih kuat, meskipun bentuk motor starter tipe ini lebih
kecil.
(2)
Starter Clutch
Stater clucth berfungsi untuk
memindahkan momen puntir. Momen puntir dihasilkan oleh armatur jangkar yang
diteruskan oleh armatur shaf, yang kemudian diteruskan melalui idle gear dan
kemudian masuk ke clutch gear, clutch starter, pinion gear. Clucth starer juga berfungsi sebagai
pengaman daripada armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan
pinion gear. Karena bila mesin telah hidup, putaran mesin jauh lebih tinggi
putarannya daripada putaran motor starter
sehingga kopling dirancang hanya bisa berputar pada satu arah saja,
untuk menghindari terputarnya motor starter oleh putaran mesin yang dapat
merusak komponen motor starter.
Gambar 12. Starter Clutch
Konstruksi
clucth starter tipe reduksi berbeda dengan tipe konvensional, namun prinsip dan
cara kerja masing-masing dapat dikatakan sama. Bagian ini hanya menjelaskan
konstruksi dan cara kerja tipe reduksi saja.
·
Cara
kerja starter clutch selama memutarkan
Armatur yang berputar akan meneruskan putarannya
hingga masuk keclutch kopling. Inner barrel berputar lebih cepat dari outer
barrel, sehingga clutch roller terdorong kebidang yang lebih sempit oleh
spring, dan menyebabkan outer barrel ( armature) memutarkan inner barrel
(pinion gear) melalui clutch roller ).
·
Cara
kerja starter clutch setelah mesin hidup
Ring gear flywheel
memutarkan pinion gear, sehingga inner barrel berputar lebih cepat dari outer
barrel yang menyebabkan clutch roller terdorong kebidang yang lebih besar
melawan tegangan spring. Akibatnya
inner barrel tidak berhubungan degan outer barreluntuk mencegah perpindahan
putaran dari mesin armature.
(3)
Saklar Magnetic (Magnetic Switch)
(a)
Pull In Coil
Ke Baterai
|
Terminal Start
|
Ke Field coil Starter
|
Pull-in coil
|
Hold-in coil
|
Berfungsi untuk menarik plunger dan melawan tegangan return spring agar mampu mendorong plat kontak kearah terminal 30 dan terminal c.
Gambar 13. Sirkuit Magnetic Switch
(b)
Hold In Coil
Berfungsi untuk menahan plat kontak
setelah ditarik oleh pull in coil agar plat contact mampu menghubungkan terminal 30 dan
terminal C.
Ke Baterai
|
Terminal Start
|
Ke Field coil Starter
|
Full-in coil
|
Hold-in coil
|
Gambar 14. Sirkuit Magnetic Switch
(c)
Plunger
Berfungsi untuk mendorong plat
kontak agar mampu menghubungkan antara terminal 30 dan terminal C.
Gambar 15. Plunger dan Pegas Pembalik
(d)
Pegas Pembalik
Pegas pembalik ini berfungsi untuk
mendorong plunger ketempat semula,
sehingga mempercepat pemutusan hubungan arus listrik oelh kontak pemutus yang
terdapat didalam magnetic switch, dan sekaligus mempermudah perhubungan dan
pemutusan gigi pinion dengan ring gear.
Gambar 16. Pegas Pembalik
4)
Cara Kerja Motor Starter
a)
Kunci Kontak Pada Posisi
Start
Bila kunci
kontak diputar pada posisi start, terminal 50 akan dilalui arus listrik
yang berasal dari baterai, dan akan mengalir ke hold in coil dan pull in coil.
Arus listrik yang mengalir ke hold in coil langsung kemassa, sedangkan arus
yang masuk ke pull in koil akan diteruskan melalui terminal C ke field coil, ke
armatur melalui brush dan selanjutnya kemassa, pada titik ini sebelum arus
besar masuk melalui kontak, motor akan berputar lambat dengan adanya energi
pada pull in coil menyebabkan tegangannya turun yang mana akan membatasi arus
yang mengalir kekomponen motor (field in coil dan armatur). Putaran armatur
yang lambat ini memungkinkan pinion gear dengan ring gear (Fly Wheel) berhubungan dengan lembut.
Pada saat
yang sama, pull in coil dan hold in coil membangkitkan medan magnet yang
menekan plunger kekiri melawan return spring (pegas pengembali). Pinion gera
kemudian bergeser kekiri sampai berhubungan dengan ring gear. Kontak akan berhubungan bilamana pinion
gear dengan ring gear telah berhubungan dengan sempurna. Kecepatan motor yang
rendah pada tahap ini, menyebabkan motor berhubungan dengan lembut.
Alur
spiral juga akan membantu pinion dan ring gear untuk berhubungan lebih lembut.
Baterai
|
Ignition Switch
|
Terminal
50
|
Hold-in
coil
|
Pull-in
coil
|
Ground
|
Terminal
C
|
Field
coil
|
Armaturer
|
Ground
|
Gambar 17. Motor Starter Saat Kunci Kontak Start
b)
Pinion dan Ring Gear
Berhubungan
Bila magnetic switch dan alur spiral mendorong pinionn gear pada posisi
dimana berkaitan penuh dengan ring gear, pada saat itulah kontak akan menyentuk
kontak plate yang ada pada plunger membuat main switch (kontak utama) ON oleh
hubungan singkat antara terminal 30 yang langsung berasal dari terminal baterai
dengan terminal C yang akan masuk ke sumber pembangkit (motor). Akibat hubungan ini maka arus yang melalui
motor starter lebih besar, yang menyebabkan
motor
berputar dengan momen yang lebih besar pula. Alur spiral membantu pinion gear
berkaitan lebih kuat dengan ring gear. Pada saat yang sama,
Baterai
|
Ignition
Switch
|
Terminal
50
|
Hold-in coil
|
Terminal
C
|
Ground
|
Field coil
|
Armature
|
Ground
|
Teminal
30
|
Kontak
plate
|
coil.
Gambar 18. Motor Starter
Pada Saat Pinion Dan Ring Gear Berhubungan
c)
Kunci Kontak Pada Posisi ON
Bila kunci kontak dikembalikan pada
posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang diberikan ke terminal 50 akan
terputus. Main switch akan tertutup, tetapi sebagian arus mengalir dari
terminal C ke hold in coil melalui pull in coil. Dengan mengalirnya arus
melalui hold-in coil dengan arah yang sama pada saat kunci kotak pada posisi START, hal ini akan membagkitkan
medan magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coil, arus mengalir dengan arah yang berlawanan, dengan
membangkitkan medan magnet yang akan mengembalikan (mendorong ) plunger pada
posisi seperti semulanya.
Baterai
|
Hold-
in coil
|
Terminal C
|
Ground
|
Field coil
|
Armature
|
Ground
|
Teminal
30
|
Kontak plate
|
Pull-in
coil
|
Karena masing-masing memiliki arah arus yang berbeda, medan magnet yang dihasilkan oleh kedua kumparan ini akan saling meniadakan, sehingga plunger akan tertarik mundur oleh return spring. Dengan demikian arus yang besar yang diberikan ke motor akan terputus dan bersamaan dengan itu pula punger akan membebaskan hubungan pinion dengan ting gear. Armatur yang digunakan pada motor tipe reduksi memiliki gaya inertia lebih kecil bila dibandingkan dengan tipe konvensional, sehingga akan berhenti bila terjadi gesekan. Motor seperti ini tidak memrlukan mekanisme break seperti yang digunakan pada motor starter tipe konvensional.
Gambar 19. Motor Starter pada saat Posisi ON
c.
Rangkuman 1
1. Motor starter bekerja
berdasarkan gaya elektromagnetik.
2. Mesin pada mobil tidak bisa hidup dan berputar dengan sendirinya,
walaupun campuran udara dan bensin dapat disalurkan ke dalam ruang bakar .oleh
sebab itu suatu sistem yang dapat merubah enegi listrik menjadi energy mekanik
yang berupa gerak putar, maka starter digunakan untuk memutar mesin mobil
pertama kali sampai tercapai putaran tertentu hingga motor hidup.
3. Konstruksi sistem starter terdiri dari pembangkit
tenaga dan mekanisme pemindah tenaga.
4.
Cara kerja
motor terisi dari tiga posisi yaitu pada saat posisi saklar Start, pada saat
pinion dan ring gear berhubungan, dan pada saat saklar pada posisi ON
2.
Kegiatan Belajar 2. Merawat Secara Berkala Sistem Starter
a.
Tujuan Kegiatan
Pembelajaran
1)
Dengan Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan pada
sistem starter dengan baik dan benar sesuai sesuai dengan SOP.
2)
Setelah
dilakukanya pemeriksaan pada motor starter, diharapkan peserta didik dapat merawat sistem starter
dengan baik dan benar.
b. Uraian Materi
Pemeriksaan
dan perawatan pada sistem starter dilakukan untuk
tujuan mengetahui, memeriksa, dan melakukan perawatan komponen sistem starter.
Perawatan
pada sistem starter dilakukan untuk memastikan sistem selalu berada dalam
kondisi optimal untuk bekerja. Perawatan ini harus dilakukan secara berkala
agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan baik ketika berkendara dalam
keseharian atau dalam saat bepergian jauh.
Berikut
adalah hal-hal yang perlu dilakukan pada saat melakukan pemeriksaan dan
perawatan sistem starter.
1) Pengukuran Tegangan Terminal Aki/ Baterai
Tegangan aki perlu dilakukan pemeriksaan agar tegangan yang akan disuplai ke motor starter tercukupi untuk memutar poros engkol kendaraan. Cara pemeriksaanya adalah pada saat kunci kontak diposisikan ke START tegangannya harus 8 V atau lebih tinggi. Bila hasil pengukuran ternyata lebih rendah, lakukan pengisian atau ganti baterai. Periksa juga kerak atau kotoran pada terminal baterai.
Gambar 20. Pemeriksaan Tegangan Baterai
2)
Pemeriksaan dan Perawatan Kabel Baterai
8 V
|
Gambar 21.
Pemeriksaan Kabel Baterai
3)
Pemeriksaan Kunci Kontak
Periksa kunci
kontak dengan cara memutar kunci kontak ke posisi Start dan lepaskan kembali
secara ketika, apabila kunci kontak kembali ke posisi ON, maka kunci kontak
masih dalam keadaan bagus dan apabila kunci kontak tidak dapat kembali maka
kunci kontak sudah rusak dan harus diganti.
Hal lain yang harus diperiksa pada kunci
kontak adalah dengan mengukur tegangan pada terminal 50
motor starter pada saat kunci kontak
pada posisi strart (ST), tegangan harus menunjukkan ( 8 Volt atau lebih ).
Jika tegangan pada terminal 50 tidak sesuai dengan spesifikasi pada
saat kunci kontak pada posisi start , periksalah wiring diagram system starter dan periksa bagian-bagian yang
ada kaitannya dengan komponen-komponen seperti : Sekring utama, kunci kontak, saklar netral ,
relay starter dan sebagainya. Ganti jika terdapat kerusakan.
Gambar 22. Kunci Kontak di Putar ke Posisi Start
4)
Pemeriksaan dan Perawatan Brush/ Sekat
Akibat dari digunakanya motor starter
secara terus-menerus, maka akan mengakibatkan keausan yang terjadi pada
komponen-komponenya, begitu juga dengan brush, ketebalan brush akan berkurang
akibat bergesekan dengan komutator, maka dari itu brush juga perlu dilakukan
pemeriksaan dan pergantian secara berkala. Menurut buku pedoman. Bahwa
penggantian brush dapat diganti hingga jarak tempuh 150 KM.
Gambar 23. Brush
Langkah-langkah dalam penggantian brush
adalah sebagai berikut:
a)
Lepaskan
penghubungan kabel dari switch magnet.
b)
Lepaskan 2 baut pengikat field frame dengan menggunakan konci ring 10
mili.
c)
Le paskan frame bagian belakang. Buka 2 skrup pengikat brush holder pada
bagian belakang daripada motor starter dengan benggunakan obeng bunga.
d)
Tariklah
armature dari bagian depan field frame.
e)
Lepaskan
2 sikat positif dengan menekan brush dari bagian dalam kemudian tarik brush
dengan hati-hati. Dan juga lepaskan sikat negatif dan bersihkan.
f)
Ganti
ke 4 brush dengan yang baru. Kemudian
rakit kembali motor starter.
c.
Rangkuman 2
1.
Perawatan
pada sistem starter dilakukan untuk memastikan sistem selalu berada dalam
kondisi optimal untuk bekerja. Perawatan ini harus dilakukan secara berkala
agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan baik ketika berkendara dalam
keseharian atau dalam saatbepergian jauh.
2.
Perawatan pada sistem starter terdiri atas perawatan
baterai, kabel motor starter, kunci kontak, dan perawatan pada brush.
3. Langkah-langkah dalam penggantian brush
adalah sebagai berikut:
a)
Lepaskan
penghubungan kabel dari switch magnet.
b)
Lepaskan 2 baut pengikat field frame dengan menggunakan konci ring 10
mili.
c)
Le paskan frame bagian belakang. Buka 2 skrup pengikat brush holder pada
bagian belakang daripada motor starter dengan benggunakan obeng bunga.
d)
Tariklah
armature dari bagian depan field frame.
e)
Lepaskan
2 sikat positif dengan menekan brush dari bagian dalam kemudian tarik brush
dengan hati-hati. Dan juga lepaskan sikat negatif dan bersihkan.
f)
Ganti
ke 4 brush dengan yang baru. Kemudian
rakit kembali motor starter.
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Kelistrikan Dan Bahan Bakar
Otomotif I DIKMENJUR
Jakarta 1979.
Toyota (Pedoman Reparasi Mesin Seri K) PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Jakarta
New Step 1 PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Jakarta
New Step 2. Fundamental of Training PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Jakarta.